Sinopsis Sinetron Putri Yang Ditukar episode 89 dan 90
Semunya salah paham, Prabu menjadi tertuduh atas terbakarnya rumah Ihsan. Prabu menawarkan Ihsan untuk menerima uang darinya, tetapi Ihsan menolak. Prabu memaksa dengan alasan dia tidak mau melihat Amira tinggal di rumag Rizki dan Prabu meminta Ihsan menganggap uangnya itu sebagai ganti rugi atas kebakaran yang telah dilakukan. Prabu terpaksa mengaku dia yang membakar rumah Ihsan karena semua orang tidak ada yang percaya kalau dia bukan pelakunya.
Sementara itu Rizki kedatangan orang - orang yang menagih hutang, karena hutangnya Leny sudah jatuh tempo dan rumah Rizki akan disita. Amira dan keluarganya mengumpulkan uang seadanya dan menyerahkannya pada penagih hutang itu. Tapi uang itu jauh dari cukup sehingga penyitaan akan tetap dilakukan. Rizki terpaksa merelakan rumahnya, Amira dan keluarganya pun harus meninggalkan rumah Rizki.
Prabu meminta asistennya untuk mengurus pembelian rumah Rizki supaya Amira dan Zahira tetap bisa tinggal di rumah itu. Asistennya bilang kalau untuk mengurus surat - surat pembelian rumah itu dibutuhkan waktu minimal seminggu. Prabu bilang dia tidak mau tahu, bagaimanapun dia ingin surat - surat pembelian rumah Rizki beres hari itu juga.
Tirta datang ke kantor Prabu. Prabu kaget karena Tirta datang menemuinya di kantor, Prabu curiga pasti ada hal yang gawat. Ternyata benar, Tirta memberi tahu kalau rumah Rizki telah disita. Prabu berpikir dia telah terlambat membeli rumah Rizki, Prabu sangat sedih terlebih waktu Tirta bilang Amira dan keluarganya serta Zahira pergi entah kemana. Prabu marah pada Tirta kenapa tidak mengikuti Zahira, supaya tidak kehilangan jejak. Tirta bilang dia tidak berpikir sampai kesana, karena Tirta merasa perlu untuk memberi tahu Prabu hal segenting itu.
Prabu menyuruh Surti untuk mencari tahu keberadaan Amira dan Zahira. Surti merasa itu adalah urusan gampang, karena dia tinggal menghubungi Wisnu yang tinggal bersama keluarga Ihsan.
Selena bilang pada Prabu, tadi sekretarisnya menghubungi dan tanya berapa cek lagi yang dibutuhkan Prabu. Aini tanya pada Prabu memangnya kantor Prabu sedang banyak pengeluaran? Prabu bilang cek itu untuk Ihsan, untuk biaya membeli rumah. Selena memanas - manasi dengan bilang kalau Ihsan itu maling karena telah mengambil uang dari Prabu. Aini bilang Ihsan bukan orang seperti itu.
Prabu menengahi Aini dan Selena dengan bilang kalau dirinya yang ingin memberikan cek itu untuk Ihsan, tetapi Ihsan menolak. Prabu bilang dia ingin Ihsan menggunakan uang itu untuk membeli rumah, karena tidak ingin Amira tinggal bersama Rizki. Selena memanas - manasi agar Prabu tidak sembarangan memberikan uang, apalagi untuk Amira. Selena pergi.
Aini terpancing oleh Selena dan marah pada Prabu. Aini bilang dia semakin yakin kalau Prabu itu lebih menyayangi Amira. Terbukti dengan Prabu ingin membelikan Amira rumah, sementara Prabu membekukan rekening atas nama Zahira. Prabu minta Aini jangan salah paham, semua yang dilakukannya itu adalah demi kebaikan Zahira.
Prabu bilang dia sengaja membekukan rekening Zahira, supaya Zahira bisa kembali ke rumah kalau dia tidak punya uang. Tetapi niatnya salah, meskipun Zahira tidak memiliki uang ia masih lebih memiliha tinggal bersama Amira dan keluarganya yang sedang kesusahan. Oleh karena itulah Prabu ingin membelikan rumah untuk Amira, karena Zahira tinggal bersama Amira. Kalau Amira tidak punya rumah, itu sama dengan Zahira juga terlantar. Aini bisa mengerti alasan Prabu dan ia meminta Prabu untuk membawa Zahira kembali ke rumah. Prabu berjanji dia akan membawa Zahira.
Ihsan dan keluarganya pergi dari rumah Rizki. Ihsan merasa dia bukan ayah yang baik, karena membuat istri dan anak - anaknya terlantar. Ihsan sedih memikirkan Utari, Amira dan Zahira yang sekarang pergi bersamanya dan tidak tentu arah.
0 comments:
Post a Comment