Tuesday, December 21, 2010

Sinopsis Dia Jantung Hatiku episode 17

Sinopsis Sinetron Dia Jantung Hatiku episode 17 ( 21 Desember 2010 )

Aida sadar, Oma Laras sangat senang dan tidak begitu dengan Riza. Aida menanyakan Aksan, karena setahunya Aksan yang membawanya ke rumah sakit. Oma Laras bilang kalau yang membawa Aida ke rumah sakit adalah Surya, yang merupakan ayah dari Dokter Panji. Aida kaget kalau yang membawanya adalah Surya.

Ibunya Aksan disekap dan berusaha kabur, tapi para penculik itu mengejarnya dan kehilangan jejak.

Nena tidak suka pada Abanganya yang jahat pada Aida, karena Nena sudah menganggap Aida itu putrinya yang hilang.

Para penculik itu menghubungi Abangnya Nena dan bilang kalau ibunya Aksan sudah melarikan diri. Tapi Abangnya Nena tidak memberitahu Nena kalau ibunya Aksan berhasil melarikan diri.

Mamanya Indira dan Indira datang ke rumah sakit. Mamahnya Indiria menanyakan Kabar Aida pada Riza. Mamah Indira dan Riza menengok Aida dan senang karena Aida sudah membaik.

Semenrtara itu Indira tidak ikut masuk dan sangat kesal karena Aida berhasil selamat. Indira sangat kesal karena Aida membuat dia susah mendekati Riza.

Aida menanyakan Indira. Riza memanggil Indira dan Indirapun masuk. Indira basa basi menanyakan kabar Aida. Aida memanggil Indira dengan sebutan Nafa. Nafa kaget karena Aida menyadari kalau dirinya bukan Indira yang asli. Aida menanyakan kemana Indira? Itu membuat mama Indira dan Riza kaget.

Mama Indira bilang pada Aida kalau itu  adalah Indira, karena Nafa sudah meninggal. Aida yakin itu Nafa. Nafa bilang dirinya adalah Indira, mungkin Aida masih sakit jadi tidak mengenalinya. Nafa sangat takut kalau rahasianya yang menyamar menjadi Indira akan terbongkar. ( Sekarang Nafa menyamar jadi Indira, jadi Nafa ditulis Indira).

Riza sangat marah pada Aida karena telah memanggil Indira dengan sebutan Nafa.

Aida merasa sangat yakin kalau itu adalah Nafa, bukan Indira.

Surya memberikan foto bayi pada Panji dan meminta Panji agar menemukan orang dengan foto bayi seperti itu.

Aida tak sengaja menabrak Panji sehingga membuat fotonya terjatuh. Aida memanggil foto bayi itu dan bilang Aida seperti pernah melihat foto bayi itu. Aida ingat kalau Nena pernah menunjukan foto yang sama dan bilang kalau itu adalah foto putrinya yang hilang.

Aida ditabrak perawat dan perawat itu membawa banyak foto bayi hinga berjatuhan. Perawat itu bilang foto – foto itu adalah foto bayi yang dilahirkan di rumah sakit itu. Surya menanyakan foto bayi itu dilihat Aida dimana. Aida langsung bilang kalau mungkin ia salah lihat karena foto bayi semuanya hampir sama dan mirip. Aida tanya pada Surya kalau itu foto siapa? Surya tidak menjawab.

Aksan melihat Aida yang tertidur dan minta maaf karena ia selalu datang dengan sembunyi – sembunyi. Aksan ingat perkataan Firman kalau Aksan hanya membawa sial untuk Aida. Aksan sangat mencintai Aida dan mencium kening Aida tanpa Aida sadari. Panji masuk dan melihat semuanya.

Riza menabrak ibunya Aksan. Indira mengajak Riza agar melarikan diri tapi Riza malah menolong ibunya Aksan dan membawanya pulang.

Aida sadar dan memanggil Aksan. Panji bertanya siapa Aksan dan apa yang dilakukannya pada Aida? Aksan bilang dia hanya ingin menjenguk Aida.

Aida sangat berterimakasih karena Aksan yang menyelamatkannya. Aksan juga bersyukur karena Aida selamat dan ada yang mendonorkan jantungnya pada Aida.

Panji marah pada Aksan karena Aksan yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Aida minta agar Panji jangan marah.

Panji memegang cincinnya dan teringat pada Meyda, tunangannya yang meninggal karena kecelakaan yang disebabkan Aksan.

Cincin yang dipegang Panji jatuh dan Aida mengambilnya. Aida mengembalikannya pada Panji. Aida bertanya kenapa Panji sangat marah pada Aksan? Aida juga bertanya apa orang yang kecelakaan dan mendonorkan jantungnya untuk Aida adalah tunangan Panji? Panji hanya diam dan memegang dadanya. Aida merasa serba salah dan pergi meninggalkan Panji.

Nena sangat kesal saat tahu ibunya Aksan melarikan diri, apalagi sekarang ibunya Aksan ada di rumah Riza.

Oma Laras minta agar Riza menemani Aida. Indira bilang kalau dia dan Riza saling mencintai. Oma Laras tetap minta agar Riza menemani Aida sebagai sahabat kalau bukan calon suami. Oma Laras juga minta agar Indira mengertia.

Indira menghubungi mamanya dan bilang akan pulang telat karena akan ke rumah papanya untuk melihat keadaannya.

Indira pulang ke rumah papanya dan sangat senang karena berada di kamarnya sendiri. Indira yang sebenarnya adalah Nafa sangat bosan menjadi Indira karena Oma Laras selalu jadi penghalang.

Papanya masuk ke kamarnya dan memanggilnya dengan sebutan Nafa dan memeluknya. Nafa bilang dia Indira, karena Nafa sudah meninggal dan berdandan seperti Nafa karena sangat merindukan Nafa. Papanya sangat sedih karena Nafa sudah tiada dan memeluk Indira.

Papanya langsung ingat dia masih punya seorang putri lain yaitu Aida. Papanya akan bilang pada Aida karena ia tidak mau menyesal karena kehilangan lagi.

Aida sudah boleh pulang. Aida izin ke Oma Laras akan pamitan pada Panji yang telah merawatnya.

Aida menemui Panji dan berterimakasih. Oma Laras melihatnya.

Oma Laras menemui Panji dan merasa terganggu dengan kedekatan Aida dengan Panji. Panji bilang kedekatannya dengan Aida hanya sebatas dokter dan pasien.

Aida diantar pulang oleh Riza. Lagi - lagi Riza hampir menabrak ibunya Aksan, yang sedang bersama Aksan.

Aida sangat senang karena ternyata ibunya Aksan masih hidup. Ayahnya Aida marah melihat Aksan dan bilang agar Aksan jangan mendekati Aida. Ibunya marah pada Ayah Aida dan bilang mentang - mentang besannya orang kaya.

Surya melihat Nena dan abangnya. Abangnya melihat Surya dan langsung bersembunyi. Abangnya tidak memberitahu pada Nena kalau ia melihat Surya.

Surya salah mengikuti orang dan ternyata itu bukan Nena.

Ayah Indira yaitu Umar datang ke rumah Aida dan bilang dia datang untuk menjemput Aida. Aida kaget saat Umar bilang dia adalah ayah kandungnya. Firman bilang agar Umar jangan sembarangan bicara. Umar bilang itu memang fakta dan Umar memperlihatkan buktinya. Akhirnya Firman mengakui kalau Aida memang bukan anak kandungnya.

Aida pergi dan menangis. Aida menyadari kalau selama ini sudah banyak bukti yang menunjukkan kalau Firman bukan ayah kandungnya. Aida sangat sedih karena yang dia tahu ayahnya cuma satu. Aida sangat sedih karena Firman membohonginya.

Firman, Umar dan Bondan mencari Aida. Umar dan Firman saling menyalahkan.

Aksan melihat Aida dan mengikuti Aida yang ternyata ke makam ibunya. Aksan membujuk agar Aida cerita masalahnya. Aida akan bilang sesuatu pada Aksan, tapi Umar memanggil Aida.

Aksan marah pada Umar yang membuat Aida menangis. Umar bilang dia menduga Aida akan ke makam ibunya dan Umar minta maaf karena telah meninggalkan Aida sejak lahir.

Aksan kaget karena itu artinya Umar adalah ayah kandung Aida.

Umar minta maaf pada Aida dan bilang ia ingin menebus semua kesalahan pada Aida dan ibunya.

Firman ditemani Bondan ke makan ibu Aida, tapi melihat Aida yang sedang berpelukan dengan Umar. Firman memutuskan untuk kembali ke rumah, Bondan melarangnya. Firman bilang pada Bondan sepertinya Aida sudah bisa menerima Umar sebagai ayahnya.

0 comments:

Post a Comment