Friday, November 19, 2010

Sinopsis Putri Yang Ditukar episode 105

Sinopsis Putri Yang Ditukar episode 105 ( 19 November 2010 )
Selena dan Meisya menuduh Amira yang telah merencanakan tuduhan pembunuhan Leny oleh Prabu, karena untuk balas dendam. Prabu bilang Amira bukan orang yang suka balas dendam. Zahira juga takut kalau Prabu terbuktu bersalah. Selena dan Meisya terus – terusan menjelek – jelekan Amira. Prabu marah dan minta agar Selena dan Meisya jangan pernah menjelek – jelekan lagi Amira. Prabu minta agar keluarganya tenang, karena dia tidak bersalah.

Selena berpikir tentang kemungkina kalau Prabu yang benar – benar telah membunuh Leny, begitu pula dengan Zahira. Amira juga di tempat yang lain sama memikirkan tentang kemungkinan Prabu bersalah.

Semua berkumpul di Rumah Sakit, Amira datang dan menanyakan tentang hasil autopsy, ternyata jenazahnya belum diautopsi karena dokternya sedang tidak ada di tempat.

Zahira memikirkan Leny yang membatalkan kontrak kerjanya bersama Prabu. Kejadiannya tepat saat rumah Leny sebelum kebakaran dan Amira pernah bilang kalau Leny sempat diculik oleh seorang lelaki saat setelah kebakaran waktu mau dibawa ke Rumah Sakit. Zahira sangat takut kalau Prabu pelakunya, Zahira sangat khawatir dan Amira pun belum memberi kabar.

Zahira ke Rumah Sakit dan  berbicara dengan Amira tentang jepit dasi yang hilang milik Prabu, tepat setelah Prabu bertemu dengan Leny. Zahira takut kalau jepit dasi itu akan menjadi barang bukti.

Rusli menghubungi Rizki dan menanyakan hasil Autopsi. Rizki bilang hasilnya belum keluar, Rusli minta kalau  Autopsi itu tidak usah dilanjutkan. Tirta menguping pembicraan Rizki dan Rusli ditelepon, karean sepertinya Rusli tidak mau kalau jenazah Leny di Autopsi.

Aini sangat takut kalau itu benar – benar Leny, karena pasti Prabu akan ditangkap polisi. Prabu minta agar Aini tenang karena ia yakin dirinya tidak bersalah dan bukan pelakunya.

Rizki merasa bukan anak yang baik, Amira menenangkan Rizki. Rizki pamit sebentar akan pergi. Amira masuk ke ruangan Autopsi. Amira menemukan jepit dasi di jenazahnya. Amira sangat kaget dan apa benar ini milik Prabu, seperti yang dikatakan Zahira. Amira keluar dari ruang Autopsi. Rizki bertanya kenapa Amira kelihatan gugup?

Amira meninggalkan Rizki dia sangat ketakutan. Amira menabrak seorang pasien, pasien itu marah pada Amira. Prabu datang dan membela Amira. Prabu bertanya kenapa Amira seperti ada masalah? Amira hanya menangis dan memeluk Prabu.

Zahira datang ke Rumah Sakit, ia ingin mendamping Prabu untuk mengetahui hasil Autopsi. Arman datang, Zahira tanya ada keperluan apa Arman datang? Arman bilang dia ingin menemui Amira, karena Amira semalam tidak pulang. Zahira sangat sedih, Arman juga merasakan hal yang sama, karena sebenarnya dalam hati Arman, Arman kesana untuk mendampingi Zahir yang pasti cemas memikirkan Prabu. Arman bilang agar Zahira tenang karena semuanya akan baik – baik saja.

Zahira mengajak Arman untuk masuk bersama. Arman menyuruh agar Zahira duluan karena tidak enak kalau dilihat orang, Zahira salah paham dan mengira Arman tidak mau jalan bersama Zahira karena takut Amira melihatnya. Armand an Zahira duduk bersama diruang tunggu, mereka salah tingkah.

Utari dan Ihsan datang, dan menanyakan bagaimana kabar Zahira? Rizki datang dan Ihsan menanyakan Amira. Rizki akan mencari Amira, tetapi Ihsan bilang biar dia saja, karena Rizki harus menunggu hasil Autopsi.

Prabu bertanya pada Amira ada masalah apa? Amira bilang dia sangat takut. Amira tidak mau memberi tahu masalah jepit dasi karena tidak mau membuat Prabu khawatir dan kalau misal Prabu mengambil jepit dasi itu, pasti Prabu akan dituduh menyembunyikan barang bukti. Prabu terus bertanya, Amira bilang dia terpaksa berbohong, hal yang tidak pernah dia lakukan, Amira minta agar Prabu jangan khawatir.

Amira mengatakan kebaikan – kebaikan Prabu yang telah ia lakukan dan bilang ini saatnya untuk balas budi. Prabu jadi curiga dan tanya apa maksud Amira mengatakan semua itu? Amira hanya minta agar Prabu meyakinkannya percaya kalau Prabu memang benar – benar tidak bersalah? Prabu bilang dia memang tidak bersalah dan ia sangat jujur pada Amira, karena Amira adalah orang yang paling mengerti isi hatinya, bahkan lebih dari orang – orang yang dekat dengan Prabu sebelum Amira. Amira sangat senang.

Ihsan datang, Prabu bilang dia tidak mau bertengkar dan Prabu pamit pada Amira karean di sekitarnya banyak sekali orang yang benci padanya. Ihsan bilang semua orang menunggu Amira.

Rusli menghubungi Rizki dan bilang masih tidak bisa datang, Rusli menanyakan hasil Autopsi.. Rizki bilang belum dan bilang agar Rusli jangan cemas. Rusli menutup telepon itu dan bilang tentu saja dia tidak perlu merasa cemas karena sekarang ia menunggu supaya Prabu cepat – cepat terbukti bersalah.

Tirta datang ke rumah sakit dengan alasan mengantarkan makanan untuk Zahira, karena Zahira belum sempat sarapan. Tirta tidak mungkin memberitahu semuanya kalau dia datang ke Rumah Sakit untuk mencari tahu informasi.

Dokter keluar dari ruang Autopsi. Dan mengajak orang – orang keruangannya karena ia akan menjelaskan hasil Autopsi. Secara demonstrasi.

0 comments:

Post a Comment