Monday, December 27, 2010

Sinopsis Dia Jantung Hatiku episode 24

Sinopsis Sinetron Dia Jantung hatiku episode 24
Senin, 27 Desember 2010

Nena melihat Firman yang akan memukul Aksan karena Aksan terus saja mendekati Aida dan menanyakan kabarnya. Ibunya Bondan mencegah Firman dan minta agar Firman jangan memukul anaknya sendiri. Ibunya Aksan langsung menutup mulut karena sudah keceplosan bicara. Ibunya Bondan langsung meralat bicaranya.

Nena langsung mengajak ibunya Bondan masuk dan bertanya kalau Aksan anak Laila dan Aida memang anaknya. Ibunya Bondan mengelak tetapi Nena tetap memaksa.

Firman masuk dan menyuruh Nena agar jangan mengaku - ngaku kalau Aida anaknya. Nena bilang Firman hanya takut kalau Aida bukan anak Laila.

Aida melihat Aksan yang menatap rumah Panji. Aida menghampiri Aksan dan yakin pasti Aksan akan seperti dulu yang perhatian padanya dan sampai mencarinya ke rumah Panji. Aksan mengelak dan bilang ia datang untuk menemui Panji dan tidak ada hubungannya dengan Aida. Aida tidak percaya apa yang dikatakan Aksan dan tanpa sengaja Aksan mendorong Aida sampai terjatuh.

Panji melihat Aida yang terjatuh dan segera berlari menolong Aida. Aksan semakin yakin kalau Panji memang punya perasaan khusus pada Aida.

Riza kaget saat Oma Laras menyuruhnya agar cepat menikah dengan Indira. Riza bilang kenapa Oma Laras tidak meminta persetujuannya? Oma Laras bilang dia hanya memperlancar semuanya karena Riza sangat mencintai Indira.

Riza bilang pada Aida kalau Oma Laras menyuruhnya agar menikahi Indira. Aida bilang itu bagus karena Riza dan Indira saling mencintai. Riza merasa Indira yang sekarang hanya fisiknya saja yang sama dan hatinya berbeda. Aida juga merasakan hal yang sama.

Indira sangat marah pada Aida dan Riza yang membicarakannya dibelakang. Indira bilang Riza pengecut karena tidak mau menikahinya padahal sudah berjanji.

Riza bilang dia akan menikahi Indira setelah yakin yang dinikahinya itu benar - benar Indira. Riza bilang akan membongkar makam Nafa dan ingin meyakinkan kalau yang di makam itu benar - benar Nafa. Indira sangat kaget, karena yang di makam itu adalah Indira yang asli, bukan dirinya.

Aida minta informasi pada dokter tentang orang yang telah mendonorkan jantung padanya. Dokter itu bilang dia tidak bisa memberikan informasi karena itu sudah menjadi peraturan. Aida memaksa dan dokter itu bilang dia hanya bisa memberikan informasi tentang makam orang yang telang mendonorkan jantungnya.

Aida datang ke pemakaman dan melihat Panji yang ada di salah satu makam. Panji pergi. Aida melihat makam yang didatangi Panji dan tertulis nama Meyda di nisannya.

Aida mengejar Panji dan bertanya apa yang mendonorkan jantung padanya adalah Meyda. Panji bilang bukan Meyda orangnya. Aida bilang selalu mimpi tentang orang yang mendonorkan jantungnya dan dimimpinya orang itu selalu mencoba untuk berbicara padanya. Aida mendeskripsikan orang yang ada dimimpinya itu. Tetapi Panji bilang ciri - ciri Meyda tidak seperti itu.

Surya akan mencari Nena ke rumah sakit karena berkali - kali ia melihat Nena di sana. Surya berniat akan menanyakan langsung pada Oma Laras tentang Nena. Kunci surya terjatuh.

Nena berniat mencari Aida ke rumah Panji. Nena sangat yakin kalau Aida adalah anaknya karena kain yang dikenakan Aida saat bayi sama dengan kain yang dulu dipakai anaknya. Nena mengetuk pintu tapi tidak ada yang membuka. Lalu Nena melihat kunci dan gantungan tulisannya yang bernama Surya.

Panji dan Aida datang, lalu mengajak Nena masuk. Panji meninggalkan Nena dan Aida berdua.

Nena bertanya apa Surya ayah angkat Panji adalah orang yang sama dengan yang Aida lihat di fotonya. Aida menjawab bukan, karena Aida tahu Nena dan Surya itu bermusuhan. Lalu Nena bilang mungkin Surya dari masa lalunya berbeda dengan Surya ayah angkatnya Panji.

Nena lalu menanyakan kabar Aida dan bertanya pada Aida, bagaimana jika Aida adalah anak Nena yang dulu hilang.

Panji mendengarkan pembicaraan Nena dan Aida.

Indira mendengarkan Riza berbicara ditelepon dan menyuruh makam Nafa agar segera dibongkar besok. Indira sangat khawatir kalau penyamarannya akan terbongkar.
Nena pamit pada Aida dan Panji.

Panji bilang tadi ia sempat membicarkan Aida dengan asisten Oma Laras. Aida bilang nasib Aida dan Panji sama, ibunya telah sama - sama meninggal dan sama - sama di rawat ayah angkatnya. Aida bilang Nena itu kehilangan anak perempuannya.

Panji lalu teringat, Surya pernah menyebut - nyebut nama Nena. Dan setahu Panji, Nena adalah musuh Surya.

Surya datang tapi Panji tidak mau memberitahu Surya tentang kedatangan Nena, karena tidak mau jantung Surya kambuh.

Nena dan Aksan mendengar pembicaraan Ibungya Aksan dan temannya. Temannya itu bertanya tentang Aksan, dan Ibunya bilang Aksan adalah anaknya. Temannya itu tidak percaya karena setahunya ibunya Aksan tidak hamil saat suaminya meninggal dan ia tahu kalau suaminya ibu Aksan susah punya keturunan.

Aksan bertanya pada ibunya apa maksud perkataan temannya? Dara bilang Aksan itu hanya salah mendengar.

Nena bertanya pada ibu Bondan kalau Aksan itu anak Laila bukan anak Dara dan Aida adalah anaknya yang hilang. Ibunya Bondan bingung dan tidak akan memberitahu karena takut semuanya kacau. Ibunya Bondan khawatir kalau Nena bukan ibu kandung Aida.

Aida mengejar Panji yang jalan duluan dan tak sengaja Aida bertabrakan dengan Tania dan Aksan, sehingga membuat cincin tunangan yang telah dibeli mereka jatuh. Oma Laras datang. Aida mengambil cincin yang jatuh itu dan bertanya pada Aksan, itu cincin buat apa?

0 comments:

Post a Comment