Sinopsis Sinetron Putri Yang Ditukar episode 181 dan 182
Senin, 3 Januari 2010
Rizky membenarkan kalau baju dan dompet itu adalah milik Prabu, karena ia adalah orang yang terakhir melihata Prabu. Amira bilang jenazah itu pasti bukan Prabu. Zahira hanya bisa menangis karena bukti – bukti mengarah pada Prabu. Meisya juga sangat sedih, karena meskipun ia bukan anak kandung Prabu dan belum merasakan kasih sayang Prabu dalam lubuk hatinya ia sangat sayang pada Prabu. Selena juga sedih karena meskipun ia tidak berharap Prabu kembali tapi kalau harus meninggal rasanya terlalu cepat.
Velly menghubungi Rizky dan memintanya pulang dengan alasan ia tidak berani sendirian di rumah takut penyakitnya kambuh, padahal yang sebenarnya adalah Velly tidak mau Rizy terus – terusan bersama Amira. Risky minta maaf pada Velly karena sekarang ia sedang di kantor polisi sedang mengurus Prabu yang meninggal.
Velly belum selesai bicara dan Rizky sudah menutup teleponnya. Velly merasa aneh kalay Prabu meninggal, karena Prabu di sekap oleh orang – orang suruhan ayahnya Velly alias Wina.
Amira meminta agar polisi mencari Prabu sekali lagi ke tempat yang dulu pernah Amira dengar ada suara Prabu. Akhirnya polisi itu mengikuti Amira ke lokasi, tetapi tempat yang ditunjukan Amira sepertinya tempat kosong dan sudah lama tidak didatangi orang. Amira tidak percaya dan Zahira sangat sedih dan marah pada Amira.
Zahira bilang Amira hanya memberikan harapannya yang palsu kalau Prabu masih hidup, padahak kenyataannya Prabu memang sudah tiada. Zahira bilang Amira hanya berhalusinasi karena sangat ingin bertemu dengan Prabu dan mengajak Zahira agar masuk ke dalam halusinasi Amira. Zahira minta agar Amira menerima kenyataan kalau Prabu sudah tidak ada.
Surti sangat sedih mendengar Prabu meninggal. Selena bilang Surti itu sangat percaya diri mengira Prabu menyukainya. Surti bilang Selena hanya iri padanya, Selena marah. Zahira teriak dan minta semuanya diam dan minta agar menghormati Prabu agar jangan terus bertengkar. Zahira pergi ke kamarnya.
Selena sangat kesal dengan sikap Zahira yang masih sok berkuasa padahal Prabu sudah tidak ada. Selena bertanya kenapa Meisya diam saja saat Zahira cari muka? Padahal biasanya Meisya sangat tidak suka pada kata – kata Zahira. Meisya hanya diam dan ia pamit pergi ke kamarnya. Selena merasa ada yang aneh dengan Meisya.
Ihsan dan Amira memberitahu kalau Prabu sudah meninggal. Arman kaget dan bertanya penyebabnya apa? Wisnu sangat senang dan minta Arman juga ikut senang karena Prabu sudah mendapatkan balasan yang setimpal. Amira minta agar Wisnu jangan menjelek – jelekan Prabu yang sudah meninggal. Utari membenarkan kata – kata Wisnu. Rizky minta agar Wisnu menjaga perasaan Amira. Wisnu bilang ia sangat membenci Amira yang selalu membela Prabu. Ihsan bilang agar Wisnu jangan terus – terusan menjelekan Prabu karena Amira sangat kehilangan Prabu dan sedih. Ihsan bilang Wisnu tahu kalau Amira adalah anak Ihsan yang berarti keluarganya juga, sehingga Wisnu sebaiknya merasakan kesedihan Amira.
Saat pemakaman Prabu, Amira minta agar makam itu jangan pake nisan dengan nama karena itu bukan jenazah Prabu. Selena dan Meisya sangat marah karena selama ini Amira selalu ikut campur urusannya. Zahira minta agar nisan itu dikembalikan karena Prabu sudah meninggal.
Amira mengajak Zahira bicara. Amira bilang makam itu tidak berhak pakai nisan Prabu karena bukan Prabu. Tirta menjelasakan ia yang pertama kali menemukan mobil Prabu dalam keadaan kosong tetapi saat Tirta kembali dengan Amira, Rizky dan Zahira di sana sudah banyak orang da nada jenazah yang di duga Prabu. Amira minta agar Zahira menghapus air matanya dan agar bersama – sama mencari Prabu. Zahira bilang itu tidak mungkin karena bukti – bukti yang ada bilang kalau itu adalah Prabu. Akhirnya Amira mengikuti Zahira dan kembali mengikuti prosesi pemakaman.
Wina alias Velly datang ke rumahnya dan sangat kaget saat ayahnya masih menyiksa Prabu. Wina bilang ia pikir ayahnya itu telah membunuh Prabu? Ayahnya bilang ia tidak akan membunuh Prabu sebelum ia menguasai semua harta Prabu. Nanti kalau sudah saatnya dan semua harta Prabu sudah dikuasai ia baru akan membunuh Prabu. Wina lalu bertanya pada ayahnya siapa yang dimakamkan? Ayahnya lalu menceritakan semuanya. Wina dan ayahnya sangat senang karena tidak akan takut ada orang yang akan mencari Prabu lagi.
Zahira minta agar Amira pulang dan menerima semua kenyataan ini. Zahira juga bilang sebenarnya ia sangat berat sekali menerima kenyataan ini. Zahira memeluk Amira.
Pengacara Prabu datang ke rumah Ihsan, untuk menyampaikan undangan pembcaan surat wasiat almarhum Prabu yang akan dibacakan besok di rumah alamrhum.
Utari dan Ihsan sangat heran karena Amira di undang dalam pembcaan surat wasiat.
Wisnu juga heran, saat hidup dan setelah meninggalpun Prabu tetap meresahkan keluarga Ihsan. Wisnu minta agar Ihsan jangan datang karena tidak ada hubungan apa – apa. Wisnu berpikir atau selama ini Amira mengincar harta Prabu dan ingin mendapatkan warisan. Wisnu bilang mungkin Amira bosan hidup miskin bersama Ihsan.
Utari juga minta agar Amira jangan datang karena Utari tidak mau Amira dibilang merebut harta warisan. Utari bilang keluarga Prabu itu sangat jahat – jahat kecuali Zahira. Tetapi Ihsan berpikiran lain. Ihsan ingin Amira datang ke pembacaan surat wasiatnya Prabu. Karena Ihsan berpikir pasti kehadiran Amira sangat penting karena sampai pengacara Prabu datang sendiri. Ihsan minta agar Amira mengikuti keinginan terakhir Prabu karena Ihsan tidak mau Amira menyesal di kemudian hari.
Amira datang ke rumah Rizky dan bilang pada Rizky kalau dirinya di undang ke pembacaan warisan Prabu. Rizky sangat heran. Rizky berpikir apa Prabu memberikan sebagian warisan pada Amira.
Velly mendengarkan semuanya dan sangat heran karena setahunya Amira bukan anak Prabu dan tidak ada hubungan apa – apa. Velly alias Wina langsung menghubungi ayahnya dan memberikan informasi kalau Amira di undang ke acara pembacaan warisan Prabu.
0 comments:
Post a Comment